Barshisha al-'Abid, begitulah orang-orang memberi gelar kepadanya. Al-‘abid artinya ahli ibadah.
Predikat itu disematkan karena ia memang orang yang sangat tekun beribadah. Bahkan, sampai-sampai malaikat pun terkagum atas ibadahnya.
Ia juga merupakan seorang guru
spiritual yang ulung. Konon ia memiliki 60.000 murid yang semuanya
berilmu tinggi dan memiliki keramat bisa terbang.
Namun, di tengah
kekaguman para malaikat itu, lantas Allah mengherankannya dengan berkata
kepada para malaikat:
"Gerangan apa yang
membuatmu begitu terkagum akan Barsisha. Padahal di dalam pandangan
hakikatku, ia tak ubahnya seperti setan yang terkutuk."
Syahdan,
malaikat pun tercengang mendengarnya. Mereka mulai menerka-nerka akan
takdir apakah yang membuatnya tersungkur ke dalam lembah derajat setan
yang hina dina.
Alkisah, Barsisha memiliki
sebuah keramat. Ya, apabila ia menemui orang gila dan kemudian
menyentuhnya, maka seketika orang gila tersebut sembuh. Dan itulah yang
terjadi saat itu pada seorang gadis anak raja.
Sang
putri mengalami gangguan jiwa. Atas perintah sang raja, diutuslah
pasukan kerajaan untuk membawa sang putri ke padepokan Barsisha di
tengah hutan agar ia memperoleh perawatan rehabilitasi dengan harapan
akan menuai kesembuhan.
Maka berangkatlah para
pasukan dengan membawa putri raja yang sedang sakit jiwa. Sesampainya
di sana, setelah mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya.
Para
prajurit kerajaan bergegas undur diri untuk kembali ke kerajaan dengan
meninggalkan sang putri bersama Barsisha di padepokannya yang berada di
tengah hutan.
Saat para punggawa telah
meninggalkan mereka berdua, saat putri raja masih dalam keadaan gila,
dan saat Barsisha hanya ditemaninya di tengah hutan belantara tanpa ada
orang selain mereka, Iblis pun datang menggoda:
"Wahai
Barsisha, tidakkah engkau melihat putri raja itu cukup cantik jelita.
Ia begitu menggoda. Tidakkkah engkau berpikir untuk sejenak
bersenang-senang dengannya. Nikmatilah tubuhnya untuk sekali saja. Lagi
pula, ia dalam keadaaan gila. Sudah tentu, ia tidak akan mengetahui
apa-apa yang terjadi saat ini, setelah kesembuhannya nanti. Kalian pun
juga hanya berdua di hutan belantara ini. Tak akan ada orang yang
mengetahui. Ayolah, ku kira pantas bagimu untuk rehat sejenak dari
aktivitas ibadahmu yang melelahkan," bujuk iblis penuh kemesraan.
Nahas
menimpanya, Barsisha tergoda oleh tipu daya iblis terkutuk. Ia pun
melakukan zina bersama sang putri yang masih dalam keadaan gila. Namun
baru saja usai melampiaskan nafsu birahinya, Iblis kembali merasuk,
berbisik menggoda ke dalam relung hati Barsisha.
"Duhai,
celakalah engkau wahai Barsisha. Cepat atau lambat, perbuatan kejimu
terhadap sang putri akan diketahui. Orang-Orang utusan kerajaan tidak
akan terima akan perbuatanmu kepada anak rajanya. Terlebih, engkau sudah
terkenal sebagai seseorang yang sakti nan ahli beribadah. Jika hal ini
diketahui, sontak, reputasimu akan hancur berantakan. Nama baikmu akan
tercemar. Dan seluruh orang akan mencampakkanmu."
“Lalu
apa yang harus kulakukan?” batin Barsisha mulai dirundung kecemasan tak
karuan. Ia mulai bertanya-tanya terhadap diri sendiri dan mencari cara
bagaimana untuk menutupi semua ini. Dan lagi-lagi, sang Iblis mulai
berbisik melancarkan strategi:
"Sudahlah, bunuh
saja wanita itu. Kemudian kuburlah ia dalam-dalam di atas gundukan
pasir. Dan jika para utusan kemari untuk menjemput sang putri, bilang
saja bahwa ia telah sembuh dan pamit untuk kembali ke kerajaan seorang
diri. Maka, semuanya akan beres. Kalupun ia akhirnya tak kembali, engkau
tak akan disalahkan. Mereka pasti mengira bahwa sang putri telah mati
tertikam binatang buas di tengah perjalanannya kembali menuju istana."
Bodohnya,
Barsisha pun kembali mengiyakan tawaran iblis yang seakan penuh
kompromi tersebut. Dibunuhlah sang putri olehnya dan kemudian ia kubur
dalam-dalam hingga sekiranya tak seorang pun mengira ada mayat di bawah
sana.
“Akhirnya, sekarang tuntas sudah semuanya,” batin Barsisha penuh lega.
Namun
tidak bagi Iblis. Setelah ia berhasil membujuk rayu manusia yang
terkenal ahli ibadah dan bisa menyembuhkan orang gila hanya dengan
sentuhan tangannya itu, Iblis kemudian menjelma menjadi seorang shalih
ahli ibadah yang seakan dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi.
Ia
kemudian masuk ke istana, menemui raja, dan menceritakan apa yang
terjadi terhadap putrinya dan Barsisha di tengah hutan belantara.
Seketika sang raja mengirim utusan untuk menangkap Barsisha di
padepokannya. Dan tanpa ampun, akhirnya barsisha dihukum salib oleh sang
raja. Sungguh, kini Barsisha sudah tak mampu melakukan apa-apa.
Di
tengah kelemahan Barsisha ini, dengan licik sang Iblis kembali
memanfaatkan keadaan untuk menjerumuskan lebih dalam lagi ke lembah
kekufuran. Iblis pun berkata kepada Barsisha dengan penuh rasa iba:
"Duhai,
alangkah malangnya nasibmu. Engkau sekarang terhukum salib oleh sang
raja. Namun, janganlah kau hiraukan. Sebentar lagi penderitaanmu akan
berakhir. Aku akan menolongmu. Tapi ada satu syarat yang harus kau
penuhi."
"Apa itu, sungguh akan kulakukan asal engkau mau menyelamatkan," tanya Barsisha kegirangan.
"Sembahlah aku."
"Bagaimana aku dapat menyembahmu jika tubuhku tersalib oleh kayu?" tanya Barsisha di tengah kondisinya yang semakin layu.
"Cukuplah bagimu untuk isyarat saja. Entah itu dengan anggukan atau sekedar kedipan mata sebagai ganti sujudmu kepadaku."
Maka,
dengan sisa-sisa tenaga, Barsisha yang mulai melemah pun akhirnya
melakukan apa yang diperintah oleh Iblis.
Sayang, seketika itu juga ia
mati. Dan Iblis pun tak menyelamatkannya, sedang ia telah mati dalam
keadan kufur terhadap Allah subhanahu wata'ala. Sungguh, benar-benar
Barsisha yang nestapa. Na'udzubillah.
Cerita
ini dinarasikan dari kisah yang termaktub dalam kitab "Mukhtashar
Tadzkiratul Qurtubi" karya ulama kenamaan, Syekh Abdul Wahab As
Sya'roni.
No comments:
Post a Comment